Mantan perdana menteri Thailand Thaksin Shinawatra menyebutkan raksasa politik keluarga Pheu Thai pada selanjutnya dapat punya dua kandidat lain untuk perdana menteri tak hanya putri bungsunya Paetongtarn Shinawatra.
Thaksin menyebabkan komentar sebagai reaksi atas kritik yang menyebutkan dapat tersedia putaran baru kerusuhan politik jika Shinawatra lain jadi perdana menteri. Namun dia tidak menyebut kandidat potensial lainnya.
Thaksin menyebutkan putrinya giat berkampanye meski sedang hamil tujuh bulan. Paetongtarn yang berusia 36 tahun, yang menikah di Hong Kong pada 2019, nampak sebagai kandidat untuk menang di dalam pemungutan nada pada Mei.
Dia berkampanye keras di kubu-kubu pedesaan Pheu Thai yang kaya suara, menghendaki untuk menyalakan kembali motivasi di pada kelas pekerja yang menyapu Thaksin dan bibi Yingluck ke tampuk kekuasaan di dalam tanah longsor yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Politisi baru Paetongtarn berjanji untuk selesaikan urusan yang belum selesai dari tiga era jabatan sejak 2001, yang seluruhnya dipersingkat oleh keputusan pengadilan dan kudeta militer yang dikatakan diatur oleh kelompok konservatif.
“Kami melakukan perbaikan seluruhnya pada th. pertama, tetapi empat th. sesudah itu kami digulingkan oleh kudeta,” kata Paetongtarn.
Dia beri tambahan bahwa gejolak politik Thailand tidak hanya menyebabkan negara itu “mundur, tetapi juga menyebabkan dunia memandang negara itu dari sudut pandang yang berbeda, kurangi peluang perdagangan.”
Thaksin dan Yingluck digulingkan oleh tentara masing-masing pada th. 2006 dan 2014, biarpun mengalami pertumbuhan ekonomi yang besar. Keduanya tinggal di pengasingan untuk menjauhi hukuman penjara yang menurut sekutu mereka dirancang untuk mencegah comeback politik mereka.
Putri bungsu Thaksin memakai pedoman yang mirip di dalam menawarkan kenaikan upah minimum, subsidi utilitas, sistem kereta api berkecepatan tinggi dan infrastruktur untuk menanggulangi banjir dan kekeringan.
Slogan Pheu Thai adalah “Berpikir besar, melakukan tindakan cerdas,” membidik reformasi bertahap oleh pemerintah yang didukung militer dari Perdana Menteri Prayuth Chan-O-Cha sejak ia merebut kekuasaan pada th. 2014. Meskipun belum disebutkan sebagai kandidat perdana menteri Pheu Thai , Paetongtarn sudah dua kali mendapat pertolongan dari Prayuth.
Paetongtarn menyebutkan dia berkonsultasi secara teratur bersama dengan ayahnya, yang sebagian besar tinggal di Dubai.
Terlepas dari popularitas elektoral mereka, keluarga Shinawatra dibenci di Thailand layaknya halnya mereka dicintai.
Mereka sudah lama dituduh oleh penentang kronisme untuk memperkaya kawan bisnis dan menyuap orang miskin bersama dengan kebijakan populis yang boros. Keluarga Shinawatra menyangkal tuduhan itu.